User Icon Hai pembaca setia! Temukan solusi media online Anda di AMK WebDev.

Merapikan Diri Sebelum Menghakimi

Oleh: Dwi Taufan Hidayat

SERING kita lantang bicara soal moralitas masyarakat, berteriak lantang tentang arah bangsa, rusaknya generasi, dan lunturnya nilai. Tapi saat berhadapan dengan diri sendiri, kita bungkam. Seolah kaca itu retak tak perlu dilihat. Padahal, perjuangan sejati bermula dari keberanian menata diri sebelum sibuk menunjuk orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita begitu cepat menilai. Menyimpulkan kesalahan orang, menghakimi pilihan hidup mereka, bahkan menganggap diri paling benar dalam bingkai moral kolektif. Kita menuding tanpa bercermin, mengukur dengan standar yang tak kita pakai sendiri. Padahal, Al-Qur’an dan sunnah telah memberi peringatan keras tentang penyakit ini hipokrisi yang dibungkus narasi keadilan.

Allah Subแธฅฤnahu wa Taโ€˜ฤlฤ berfirman:

ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ู„ูู…ูŽ ุชูŽู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ู…ูŽุง ู„ูŽุง ุชูŽูู’ุนูŽู„ููˆู†ูŽุŒ ูƒูŽุจูุฑูŽ ู…ูŽู‚ู’ุชู‹ุง ุนูู†ุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ุชูŽู‚ููˆู„ููˆุง ู…ูŽุง ู„ูŽุง ุชูŽูู’ุนูŽู„ููˆู†ูŽ
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Aแนฃ-แนขaff: 2-3)

Ayat ini tidak hanya mengkritik, tetapi mengecam keras perilaku ganda berkata tanpa laku, menyeru tanpa menata. Kita mengajak pada kebaikan, tapi lupa membersihkan debu di dalam rumah jiwa kita sendiri.

Rasulullah shallallฤhu โ€˜alaihi wa sallam bersabda:

ูŠูุคู’ุชูŽู‰ ุจูุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉูุŒ ููŽูŠูู„ู’ู‚ูŽู‰ ูููŠ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑูุŒ ููŽุชูŽู†ู’ุฏูŽู„ูู‚ู ุฃูŽู‚ู’ุชูŽุงุจู ุจูŽุทู’ู†ูู‡ูุŒ ููŽูŠูŽุฏููˆุฑู ุจูู‡ูŽุง ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูŽุฏููˆุฑู ุงู„ู’ุญูู…ูŽุงุฑู ูููŠ ุงู„ุฑู‘ูŽุญูŽุงุŒ ููŽูŠูŽุฌู’ุชูŽู…ูุนู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑูุŒ ููŽูŠูŽู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ: ูŠูŽุง ููู„ูŽุงู†ูุŒ ู…ูŽุง ู„ูŽูƒูŽุŸ ุฃูŽู„ูŽู…ู’ ุชูŽูƒูู†ู’ ุชูŽุฃู’ู…ูุฑูู†ูŽุง ุจูุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑููˆููุŒ ูˆูŽุชูŽู†ู’ู‡ูŽุงู†ูŽุง ุนูŽู†ู ุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑูุŸ ููŽูŠูŽู‚ููˆู„ู: ุจูŽู„ูŽู‰ุŒ ูƒูู†ู’ุชู ุขู…ูุฑููƒูู…ู’ ุจูุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑููˆููุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ุขุชููŠู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ู‡ูŽุงูƒูู…ู’ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑูุŒ ูˆูŽุขุชููŠู‡ู
“Akan didatangkan seseorang pada hari kiamat lalu dilemparkan ke dalam neraka, ususnya terurai dan ia berputar-putar di neraka seperti keledai yang berputar di batu penggiling. Penghuni neraka berkumpul dan bertanya: ‘Wahai fulan, bukankah dulu kau menyuruh kami berbuat baik dan melarang kami dari kemungkaran?’ Ia menjawab: ‘Benar, aku menyuruh kalian berbuat baik, tapi aku tidak melakukannya. Dan aku melarang kalian berbuat mungkar, tapi aku melakukannya.'” (HR. Bukhฤrฤซ dan Muslim)

Betapa mengerikannya kondisi seseorang yang di dunia tampak lantang menyeru kebenaran, tapi ternyata tak pernah bersungguh-sungguh memperbaiki dirinya sendiri. Dakwah yang paling mengakar bukan dari lisan, tapi dari teladan. Dan teladan itu tak bisa lahir dari jiwa yang malas merapikan kehidupannya.

Kita sering bicara perjuangan. Tentang umat yang tertindas, tentang negeri yang perlu perubahan, tentang moral kolektif yang merosot. Tapi semua itu akan hampa jika kita sendiri hidup tanpa arah. Kita menyeru pada nilai, padahal kompas hidup kita rusak. Kita menyeru bangkit, padahal diri sendiri tertidur dalam zona nyaman.

Allah berfirman:

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู„ูŽุง ูŠูุบูŽูŠูู‘ุฑู ู…ูŽุง ุจูู‚ูŽูˆู’ู…ู ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ูŠูุบูŽูŠูู‘ุฑููˆุง ู…ูŽุง ุจูุฃูŽู†ู’ููุณูู‡ูู…ู’
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Raโ€˜d: 11)

Ayat ini menegaskan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari perubahan kecil dalam jiwa masing-masing. Revolusi sosial bukan dimulai dari mimbar orasi, tapi dari ruangan sunyi tempat kita jujur menilai diri sendiri.

Perjuangan bukan sekadar tentang langkah besar, tapi tentang upaya konsisten memperbaiki lembar demi lembar kehidupan kita. Merapikan niat, membersihkan hati dari iri, menata waktu dari sia-sia, dan menyisihkan kesombongan yang mengira diri paling benar.

Dunia belum selesai. Tapi kita pun belum selesai dengan diri kita sendiri. Setiap hari adalah ladang muhasabah. Setiap malam adalah panggung sepi untuk berdialog dengan hati. Bertanya, โ€œApa aku benar-benar jujur pada Allah? Ataukah selama ini aku hanya mempermainkan kata-kata baik?โ€

Rasulullah shallallฤhu โ€˜alaihi wa sallam bersabda:

ุงู„ู’ูƒูŽูŠูู‘ุณู ู…ูŽู†ู’ ุฏูŽุงู†ูŽ ู†ูŽูู’ุณูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุนูŽู…ูู„ูŽ ู„ูู…ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุงุฌูุฒู ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุชู’ุจูŽุนูŽ ู†ูŽูู’ุณูŽู‡ู ู‡ูŽูˆูŽุงู‡ูŽุงุŒ ูˆูŽุชูŽู…ูŽู†ูŽู‘ู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู
“Orang cerdas adalah yang mampu mengintrospeksi dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang bodoh adalah yang mengikuti hawa nafsunya namun berangan-angan terhadap Allah.” (HR. Tirmiลผฤซ no. 2459)

Jadi, sebelum bicara banyak tentang orang lain, mari jujur dulu kepada diri sendiri. Kita ini sedang berjalan ke mana? Benarkah kita melangkah karena Allah, atau karena ego yang ingin dianggap mulia?

Jika hidup masih berantakan, jangan buru-buru mengatur kehidupan orang lain. Jika hati masih kotor, jangan terburu-buru membersihkan citra di depan manusia. Dunia memang belum selesai. Tapi lembar hidup kita juga belum kita benahi. Maka jangan hanya sibuk membenahi dunia, lalu lupa dunia siapa yang sebenarnya perlu dibersihkan lebih dahulu: dunia luar atau dunia dalam dada kita.

AMK WebDev

Bangun portal berita profesional & ringan.

๐Ÿ’ฌ Konsultasi Globe News

Media Online Siap Pakai

Desain menarik, panel redaksi, dan dukungan SEO.

๐Ÿ“ž Hubungi Kami News Globe