Memohon Surga, Menjauh Dari Neraka

Oleh: Dwi Taufan Hidayat

KITA sering merapal doa memohon surga dan dijauhkan dari neraka, namun tak jarang lupa menghayati makna mendalam di balik setiap kata. Doa itu bukan sekadar lisan yang meluncur tanpa beban, melainkan ikrar jiwa yang harus diwujudkan lewat ucapan penuh kebaikan dan perbuatan yang mendekatkan pada ridha-Nya.

Dalam hening malam yang merangkak perlahan, kita sering mendongak ke langit sambil meneteskan air mata. “Ya Allah, kami memohon kepada-Mu surga dan apa saja yang dapat mendekatkan kami kepadanya, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Dan kami berlindung kepada-Mu dari api neraka dan apa saja yang dapat mendekatkan kami kepadanya, baik dengan ucapan maupun perbuatan.” Inilah doa yang mengandung kerendahan hati seorang hamba yang sadar betapa lemahnya dirinya di hadapan Rabbul ‘Alamin.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
﴿وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ﴾
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran: 133)

Ayat ini seakan mengetuk pintu hati, mengingatkan kita untuk selalu berlomba menuju rahmat-Nya. Surga bukan sekadar hadiah instan yang datang tanpa usaha, melainkan buah dari kesungguhan dalam beramal, menjaga lisan, menahan hawa nafsu, dan menegakkan keikhlasan.

Rasulullah ﷺ bersabda:
«كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَىٰ»
“Semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan.” (HR. Bukhari no. 7280)

Para sahabat bertanya, “Siapakah yang enggan itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Barangsiapa taat kepadaku, dia akan masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku, maka sungguh dia telah enggan (masuk surga).”

Betapa jelas Rasulullah ﷺ mengaitkan ketaatan sebagai pintu gerbang surga. Tidak cukup hanya dengan ucapan manis, tetapi juga tindakan nyata yang menegaskan ketaatan total kepada Allah dan Rasul-Nya.

Seringkali kita terjebak dalam rutinitas ibadah yang hanya formalitas. Kita berdoa, “Ya Allah, masukkan kami ke surga,” namun tangan masih ringan berbuat maksiat, lisan gemar menyakiti, hati kotor dengan iri dan dengki. Lalu bagaimana mungkin kita berharap surga tanpa usaha membersihkan diri?

Allah ﷻ juga berfirman:
﴿وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ﴾
“Dan apa saja kebaikan yang kamu perbuat untuk dirimu, niscaya kamu akan mendapat pahalanya di sisi Allah.” (QS. Al-Baqarah: 110)

Setiap amalan baik sekecil apa pun adalah investasi abadi. Setiap senyum yang kita tebarkan, setiap sedekah yang kita ulurkan, setiap kata maaf yang kita ucapkan, semua tercatat rapi di sisi-Nya. Inilah langkah-langkah kecil yang mengantarkan kita mendekati surga.

Sebaliknya, neraka bukan sekadar ancaman, tetapi peringatan keras agar kita tak terjerumus dalam perbuatan dosa yang merusak jiwa. Rasulullah ﷺ bersabda:
«اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ»
“Takutlah kalian kepada api neraka, meskipun hanya dengan (bersedekah) sepotong kurma.” (HR. Bukhari no. 1417, Muslim no. 1016)

Hadis ini menegaskan betapa Allah Maha Pemurah. Sekecil apa pun usaha kita menghindari keburukan, selama diiringi niat ikhlas, dapat menjadi perisai dari siksa neraka.

Doa yang kita panjatkan seharusnya mendorong introspeksi. Apakah ucapan kita mengarah pada kebaikan atau justru menjerumuskan orang lain? Apakah langkah kita mendekat pada surga atau semakin jauh?

Berdoa bukan hanya ritual malam, melainkan perjalanan panjang dalam memperbaiki diri, melembutkan hati, dan memperindah akhlak. Surga dan neraka bukan sekadar destinasi akhir, tetapi refleksi dari setiap pilihan yang kita buat hari ini.

Semoga Allah ﷻ melembutkan hati kita agar selalu istiqamah dalam kebaikan, menjaga lisan dan perbuatan, serta senantiasa mendekat kepada ridha-Nya.

اللهم إنا نسألك الجنة وما قرب إليها من قول وعمل، ونعوذ بك من النار وما قرب إليها من قول وعمل
“Ya Allah, kami memohon kepada-Mu surga dan segala yang mendekatkan kami kepadanya, baik ucapan maupun perbuatan, dan kami berlindung kepada-Mu dari neraka dan segala yang mendekatkan kami kepadanya, baik ucapan maupun perbuatan.”

Aamiin ya Rabbal ‘alamin.