User Icon Hai pembaca setia! Temukan solusi media online Anda di AMK WebDev.

Ketika Allah Mengizinkan Kekecewaan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat

TERKADANG, hidup tidak berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Doa yang telah lama kita panjatkan belum juga dijawab. Harapan yang disulam dengan ikhtiar, tiba-tiba tercerai berai oleh kenyataan yang tak terduga. Di titik itulah, Allah mengizinkan kita merasa kecewa. Namun sejatinya, ada maksud ilahiah yang tersembunyi di balik kekecewaan itu.

Kecewa adalah rasa yang sangat manusiawi. Ia muncul saat ekspektasi tak bertemu dengan realita. Namun bagi seorang mukmin, rasa kecewa bukan akhir dari segalanya. Justru dari titik kecewa itulah, jalan pulang kepada Allah terbuka luas. Ia adalah pintu takdir yang menuntun hati kembali menggantungkan harap hanya kepada-Nya. Karena sejatinya, hanya Allah yang tidak pernah mengecewakan hamba-Nya.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ خَيْرٌۭ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ شَرٌّۭ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa tidak semua yang terasa pahit itu buruk, dan tidak semua yang terasa manis itu baik. Allah, dengan ilmu dan kasih sayang-Nya yang sempurna, kadang menahan sesuatu yang kita inginkan karena Dia tahu bahwa apa yang kita inginkan bisa jadi membawa mudarat bagi kita. Dan terkadang pula, Allah menggagalkan rencana kita agar kita sadar bahwa ada rencana-Nya yang jauh lebih baik.

Kekecewaan bisa menjadi jalan yang Allah gunakan untuk membersihkan hati dari kesombongan, menumbuhkan keikhlasan, dan menumbuhkan harap hanya kepada-Nya. Saat semua pintu dunia tertutup, dan kita hanya menemukan satu jalan terbuka jalan menuju Allah maka itu adalah anugerah yang luar biasa. Dalam hadis qudsi, Allah berfirman:

مَنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
“Barangsiapa datang kepada-Ku berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini menunjukkan bahwa setiap langkah kecil kita kembali kepada Allah, akan disambut dengan kasih sayang dan rahmat yang jauh lebih besar. Allah tidak pernah menolak hamba yang kembali. Bahkan saat kita kecewa dan menangis, Allah mendengar setiap lirih doa dan jerit hati yang tak terucap.

Gus Baha pernah berkata sebagaimana tertulis pada kutipan di atas, “Terkadang, mungkin Allah membuat hamba-Nya merasa kecewa, namun percayalah Ia hanya ingin engkau kembali berharap hanya kepada-Nya.” Ungkapan ini seolah menjadi peneguh hati bagi siapa pun yang tengah berada dalam gelapnya kecewa. Bahwa kekecewaan bukanlah akhir, melainkan awal dari penyadaran bahwa tak ada tempat bersandar yang lebih kokoh selain Allah.

Rasulullah ﷺ juga pernah mengajarkan doa yang begitu menyentuh hati saat mengalami musibah atau kekecewaan:

اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
“Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini dan gantilah untukku dengan sesuatu yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim)

Doa ini bukan hanya permohonan untuk diganti dengan yang lebih baik, tapi juga pengakuan bahwa semua musibah atau rasa kecewa datang dari Allah yang Maha Mengetahui. Maka, tidak ada alasan untuk mengeluh panjang, apalagi putus asa.

Dalam kehidupan para nabi dan orang-orang shalih, kita menemukan banyak kisah di mana kekecewaan menjadi titik balik. Nabi Ya’qub ‘alaihis salam, yang kehilangan putranya Yusuf selama bertahun-tahun, tetap berkata:

فَصَبْرٌۭ جَمِيلٌۭ ۖ وَٱللَّهُ ٱلْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ
“Maka kesabaran yang indah (adalah sikapku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (QS. Yusuf: 18)

Kesabaran yang indah adalah kesabaran yang tidak disertai keluh kesah, dan keyakinan penuh bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan air mata dan doa-doa hambanya. Maka dari itu, bila hari ini kita merasa kecewa karena takdir yang tidak sesuai harapan, bersabarlah. Jangan biarkan kecewa itu menjauhkan kita dari Allah. Jadikan ia sebab untuk semakin dekat dan berserah diri.

Karena sejatinya, Allah tidak ingin kita kecewa, melainkan ingin kita hanya menggantungkan harap kepada-Nya. Dan ketika harap itu benar-benar murni kepada-Nya, maka saat itulah kita akan menyaksikan bahwa kekecewaan hanyalah jalan menuju kebahagiaan yang hakiki bersama Allah, bukan dunia.

Allah berfirman:
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًۭا ۝ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Thalaq: 2–3)

Kecewa adalah jalan untuk belajar bahwa harapan kepada makhluk hanya akan menimbulkan luka, sedangkan harapan kepada Allah akan membawa bahagia, meski harus menanti dalam sabar. Maka, jangan berkecil hati jika kecewa. Sebab bisa jadi, itu adalah cara Allah menegur lembut: “Wahai hamba-Ku, kembalilah, jangan berharap pada selain Aku.”

Dan ketahuilah, orang yang paling bahagia adalah mereka yang saat kecewa, tidak berpaling dari Allah, melainkan justru lebih mendekat. Karena hanya dengan-Nya, hati menemukan pelabuhan sejati.

AMK WebDev

Bangun portal berita profesional & ringan.

💬 Konsultasi Globe News

Media Online Siap Pakai

Desain menarik, panel redaksi, dan dukungan SEO.

📞 Hubungi Kami News Globe